Lingkungan hidup merupakan lingkungan dimana manusia tinggal dan
menjaga kelangsungan hidupnya. Antara manusia dengan lingkungan hidupnya
selalu terjadi interaksi timbal balik. Manusia mempengaruhi lingkungan
hidupnya dan manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Hanya dalam
lingkungan hidup yang optimal, manusia dapat berkembang dengan baik, dan
hanya dengan manusia yang baik lingkungan akan berkembang ke arah yang
optimal. Penerapan IPTEK dan dampaknya telah menjadi wacana yang luas
dan menimbulkan isu lingkungan yang meluas. Isu lingkungan global timbul
akibat perubahan kondisi lingkungan yang bersifat global. Sebagai
contoh, isu lingkungan yang sifatnya global adalah hujan asam, penipisan
lapisan ozon, kenaikan iklim di bumi contoh pencemaran lingkungan saat
ini yang sifatnya global, perhatian terhadap lingkungan semakin mendalam
yang berimplikasi pada dampak-dampaknya yang juga dapat dirasakan
secara global. Karena lapisan ozon stratosfir ini mempunyai fungsi
penting dalam melindungi kehidupan di bumi, maka adanya penipisan atau
deplesi ozon menjadi suatu isu lingkungan.
Atmosfer sebagai salah satu aspek lingkungan hidup merupakan sebuah
sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini tumbuh
keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan
hubungannya dengan pemanasan global, perubahan iklim dan deplesi ozon di
stratosfer yang semakin meningkat. Masalah deplesi Ozon (Ozone, O3)
sudah banyak dibicarakan orang sejak beberapa tahun terakhir, dengan
ditemukannya dan kecenderungan kemungkinan meluasnya lubang ozon.
Meskipun kadar ozon dalam udara sangat rendah dibanding kadar lainnya,
namun perubahan jumlah dan sebarannya yang kecil pun sudah dapat memberi
pengaruh buruk yang nyata terhadap bumi. Meskipun letak lubang ozon
(O3) berada di atas daerah kutub Antartika, namun oleh karena sebaran
dan perubahan luas lubangnya dapat semakin bertambah besar, sehingga
dampak yang mungkin ditimbulkan pada manusia dan kemanusiaan dapat
semakin besar pula.
Ozon adalah molekul gas yang reaktif yang terdiri dari tiga atom
Oksigen. Ozon adalah oksidan kuat, beracun, dan merupakan zat pembunuh
jasad renik pada sterlisasi. Ozon dapat pula menghilangkan warna dan bau
pada air. Ozon dapat merusak kesehatan makhluk hidup.
Lapisan ozon adalah suatu lapisan yang terletak di lapisan
stratosfir, 20 –45 km diatas permukaan bumi, yang terdiri dari
molekul-molekul ozon. Lapisan ini dapat menyerap radiasi ultra violet
yang dipancarkan matahari. Pada lapisan ini ozon terbentuk dan terurai
melalui keseimbangan dinamis secara berkesinambungan melalui suatu
siklus yang rapuh. Keberadaan bahan-bahan kimia tertentu di stratosfir
dapat mengganggu kesetimbangan reaksi tersebut, sehingga semakin lama
molekul ozon semakin berkurang, dan menimbulkan lubang ozon. Sekitar 90%
dari seluruh molekul ozon yang ada di atmosfir berada di lapisan
stratosfir , sekitar 10 – 45 km dari permukaan bumi, sedangkan sisanya
berada di lapisan trofosfer, dari permukaan bumi hingga 10 km ke atas..
1. Pembentukan ozon:
Bila sebuah molekul oksigen menyerap photon dari sinar dengan panjang
gelombang lebih pendek dari 200 nm, maka enerjinya dapat memisah satu
molekul itu menjadi dua buah atom oksigen. Selanjutnya satu dari atom
ini akan bereaksi dengan molekul oksigen lain membentuk ozon.
2. Peruraian ozon:
2. Peruraian ozon:
Sebuah molekul ozon akan menyerap photon dari sinar dengan panjang
gelombang 200-300 nm terurai menjadi sebuah molekul oksigen dan sebuah
atom oksigen. Selanjutnya sebuah ato oksigen ini bereaksi dengan 1
molekul ozon membentuk 2 molekul oksigen
Ozon yang berada di lapisan stratosfir adalah ozon yang “baik”,
walaupun sebenarnya mempunyai sifat-sifat sama dengan yang di lapisan
trofosfir. Ozon ini melindungi bumi dari radiasi sinar ultra violet
matahari yang berbahaya bagi makhluk hidup di bumi. Sebaliknya ozon yang
berada di lapisan trofosfir bersifat racun bagi makhluk hidup, juga
termasuk salah satu dari gas-gas rumah kaca, oleh karenanya ozon di
lapisan ini adalah ozon yang “jahat”. Untuk selanjutnya, yang dimaksud
dengan ozon pada pokok bahasan ini ialah ozon stratosfir. Lapisan
oksigen dan ozon stratosfir menyerap sekitar 97%-99% sinar ultraviolet
matahari yang mempunyai panjang gelombang lebih pendek dari 320
nanometer (UV-B dan UV-C). Sinar ultraviolet tipe-tipe ini sangat
berbahaya bagi kehidupan makhluk di bumi. Sedangkan sinar ultraviolet
dengan panjang gelombang antara 320-400 nm (UV-A) tidak diserap oleh
ozon, namun tidak membahayakan.
Ozon adalah trace gas di atmosfir, jadi jumlahnya cukup sedikit. Ada 4
cara untuk menunjukkan ukuran jumlah ozon, yaitu: sebagai fraksi, parts
per million (ppm), microgram per m3 atau dalam Dobson Unit (DU). Tiga
cara yang pertama biasanya digunakan untuk ozon yang dipermukaan bumi,
dimana tekanan dan suhu dapat dianggap konstan. Sedangkan Dobson Unit
(DU) untuk yang berada pada ketinggian dimana sifat udara sangat
bervariasi. Satu DU didefinisikan sebagai 0,01 mm tebal lapisan ozon
pada tekanan 1 atm dan 0 oC, atau dalam 1 DU terdapat 2,69×1016 molekul
ozon per cm2 luas permukaan bumi. Konsentrasi ozon stratosfir berkisar
antara kurang dari 250 DU di daerah ekuator dan lebih dari 500 DU di
daerah kutub pada musim semi, di daerah lain umumnya sekitar 300 DU.
Pada lapisan Stratosfer radiasi matahari memecah molekul gas yang
mengandung khlorin atau bromin dan menghasilkan radikal Khlor dan Brom.
Radikal-radikal khlorin dan bromin kemudian melalui reaksi berantai
memecahkan ikatan gas-gas lain di atmosfer, termasuk ozon.
Molekul-molekul ozon terpecah menjadi oksigen dan radikal oksigen.
Dengan terjadinya reaksi ini akan mengurangi konsentrasi ozon di
stratosfer.
Kegunaan-kegunaaan ozon, antara lain Ozon digunakan dalam bidang
pengobatan untuk mengobati pasien dengan cara terawasi dan mempunyai
penggunaan yang meluas seperti di Jerman. Di antaranya ialah untuk
perawatan kulit terbakar. Sedangkan dalam perindustrian, ozon digunakan
untuk: mengenyahkan kuman sebelum dibotolkan (antiseptik), menghapuskan
pencemaran dalam air (besi, arsen, hidrogen sulfida, nitrit, dan bahan
organik kompleks yang dikenal sebagai warna), membantu proses flokulasi
(proses pengabungan molekul untuk membantu penapis menghilangkan besi
dan arsenik), mencuci, dan memutihkan kain (dipaten), membantu
mewarnakan plastik, dan menentukan ketahanan getah.
A. DEPLESI OZON
Definisi
Deplesi Ozon adalah menipisnya lapisan ozon stratosfir karena terjadi
perusakan/pengurangan kadar ozon stratosfir oleh reaksi kimiawi akibat
adanya zat-zat yang sebagian besar berasal dari aktivitas manusia.
Deplesi ozon ini juga sering diistilahkan dengan “Lubang Ozon”, namun
hanya sebagai istilah saja, tidak mempunyai arti harfiah. Phenomena ini
sangat penting bagi kehidupan di bumi. Karena lapisan ozon stratosfir
ini mempunyai fungsi penting dalam melindungi kehidupan di bumi, maka
adanya deplesi ozon menjadi suatu isu lingkungan global.
Sejarah Penemuan Deplesi Ozon
Sebenarnya sejak adanya pesawat supersonic kekhawatiran rusaknya
lapisan ozon sudah timbul. Dalam hal ini adanya uap air dan nitrogen
oksida dikhawatirkan akan merusak lapisan ozon stratosfir. Pada tahun
1973 Molina dan Rowland mengumumkan temuan mereka bahwa segolongan bahan
kimia yang disebut khlorofluorokarbon (disingkat CFC) berpengaruh besar
pada perusakan ozon.
Selanjutnya pada tahun 1985, Farman dan kawan-kawannya anggota tim
peneliti di Antartika mengumumkan bahwa pada musim semi (Oktober) tahun
1978 di Antartika kadar ozon turun hingga hanya 125 DU. Pada awalnya
temuan ini disangsikan karena satelit cuaca Amerika Serikat, TOMS dan
SBUV tidak pernah melaporkan angka sedemikian. Namun akhirnya diterima
oleh para peneliti, dan sejak itu deplesi ozon membuat kekhawatiran
orang, dan phenomena ini dijuluki dengan “lubang ozon”.
Pada gambar berikut ini, tampak berbagai konsentrasi lapisan ozon
yang berubah dari waktu ke waktu. Pada tahun 1980 terlihat bahwa belum
ada daerah yang konsentrasi ozonnya di bawah 180 DU, mulai tahun 1985
terdapat daerah yang konsentrasi ozonnya di bawah 180 DU, selanjutnya
semakin menipis dari tahun ketahun.
Mekanisme Deplesi Lapisan Ozon Stratosfir
Penyebab utama dari menipisnya lapisan ozon stratosfir adalah karena
terjadinya reaksi yang berantai antara bahan-bahan halocarbon (atau
secara umum disebut ODS, Ozone Depleting Substances) dengan ozon. Yang
dimaksud dengan zat-zat halocarbon ialah senyawa-senyawa karbon dengan
halogen, tiga diantaranya adalah khloro 105 fluorokarbon (CFC),
karbontetrakhlorid, bromofluorokarbon, dan metil bromide. Bahan-bahan
ini sifatnya sangat stabil di trofosfir dan dianggap yang paling merusak
lapisan ozon.
Dua bahan yang disebut terakhir termasuk kelompok halon.. Sifat
stabil dari bahan-bahan ini menyebabkannya terdiffusi di atmosfir, dan
dalam jangka waktu yang cukup lama sampai di lapisan stratosfir. Di
stratosfir akibat radiasi sinar matahari dengan panjang gelombang yang
sesuai, bahan-bahan ini, terurai melepas radikal khlor dan brom. Radikal
khlor dan brom yang terlepas ini selanjutnya yang menjadi “agen”
perusak ozon.
Data ilmiah telah menunjukan bahwa terlepasnya bahan-bahan kimia
buatan manusia, seperti CFC, Halon, Metil Bromida, dan bahan perusak
ozon lain ke udara dapat menyebabkan rusaknya lapisan pelindung bumi di
lapisan stratosfir. Berjuta-juta molekul ozon mengalami kerusakan setiap
menitnya, sehingga menyebabkan peningkatan intensitas sinar UV-B
berbahaya yang sampai ke permukaan bumi.
Deplesi oleh CFC
Khlorofluorokarbon (CFC), senyawa ini hasil rekayasa manusia,
jenisnya bermacam-macam, namun selalu terdiri dari atom-atom Karbon,
Fluor, dan Khlor. Rumus kimianya tergantung pada jenisnya, misalnya
CFC-11 adalah trikhloro-fluorometan dengan rumus kimia CFCl3 , CFC-12
adalah dikhlorofluorometan, CF2Cl2, dan lain-lainnya. CFC sebelum ini
banyak digunakan sebagai bahan pendingin pada kulkas dan AC mobil, bahan
untuk membuat plastic busa, bahan pembersih dan pendorong aerosol pada
kemasan kosmetik.
Mekanisme proses deplesi yang terjadi dari CFC di Antartika dapat
digambarkan dengan contoh dari dikhlorofluorometan, CCl2F2 , sebagai
berikut :
CCl2F2 mengalami penguraian oleh sinar ultraviolet bergelombang
pendek yang mengandung banyak energi. Penguraian ini menyebabkan
lepasnya atom khlor yang reaktif (17), selanjutnya atom khlor ini dalam
waktu yang sangat singkat bereaksi dengan ozon membentuk khloromonoksida
yang juga bersifat reaktif (18). Pada siang hari zat ini dalam beberapa
menit akan segera bereaksi dengan atom oksigen yang ada di stratosfir
membentuk gas oksigen dan radikal khlor lagi (19). Dengan terbentuknya
kembali radikal khlor maka akan terjadi lagi reaksi dengan ozon. Reaksi
ini akan terus berjalan berantai berulang-ulang menghabiskan ozon.
CCl2F2 + uv — > Cl + CClF2 …………………….. (17)
Cl + O3 —> ClO + O2 …………………………. (18)
ClO + O —> Cl + O2 ………………… ..………….(19)
Rantai reaksi di atas disebut rantai reaksi ClOx . Reaksi ini baru
akan berhenti apabila Cl bereaksi membentuk HCl dan khloronitrat yang
selanjutnya terdiffusi ke lapisan trofosfir. Apabila zat ini tercuci
oleh hujan terhentilah reaksi berantai ini.
Pada musim dingin di Antartika pembentukan HCl dan khloronitrat
terhenti, tetapi karena suhunya dingin akan terbentuk awan PSC yang
mengandung kristal asam nitrat. dan es, maka kedua zat tersebut berubah
menjadi Cl2 dan HOCl. Kemudian pada awal musim semi HOCl terurai lagi
oleh sinar ultraviolet membentuk Cl* dan radikal OH*. Radikal ini
kedua-duanya akan bereaksi dengan ozon menghasilkan oksigen dan HOCl
kembali. Selanjutnya reaksi berantai akan terjadi lagi.
Semua reaksi reaksi di atas merupakan reaksi katalitik yang berantai,
dimana khlor terbentuk kembali sehingga sebuah atom khlor dapat merusak
hingga 100.000 molekul ozon, berarti pula sebuah molekul CFC dapat
merusak 100.000 molekul ozon.
Deplesi oleh Halon dan Metilbromida
Disamping senyawa khlor, senyawa-senyawa brom juga merupakan perusak
ozon. Antara lain senyawa halon yang banyak digunakan untuk pemadam
kebakaran, misalnya bromokhlorodifluorometan, CF2BrCl. Senyawa brom
lainnya metil bromida, CH3Br yang digunakan sebagai antihama tanaman
Deplesi lapisan ozon stratosfir oleh zat-zat di atas tidak berbeda
jauh mekanis- menya dengan oleh CFC. Contohnya untuk metil bromide,
dengan adanya sinar ultraviolet, metil bromida di lapisan stratosfir
akan terurai hingga terbentuk radikal bromin yang reaktif. Radikal
bromine ini selanjutnya akan bereaksi dengan ozon membentuk oksigen dan
bromoksida. Kemudian bromoksida bereaksi dengan ozon hingga terbentuk
kembali radikal bromine dan gas oksigen, dan selanjutnya terjadi reaksi
berantai.
Menurut penelitian, bromine dari metil bromide enampuluh kali lebih
effektif dalam merusak ozon dibandingkan dengan khlor dari CFC.
Dampak Deplesi Ozon
Dampak deplesi ozon pada dasarnya berpangkal pada meningkatnya
radiasi sinar ultraviolet-B (panjang gelombang 280 – 320 nm) ke bumi
karena berkurangnya lapisan ozon yang menerapnya di lapisan stratosfir.
Karena sinar yang bergelombang pendek ini mempunyai energi yang sangat
besar, maka sinar ini mempunyai pengaruh pada sel hidup. Menurut
perkiraan Badan Proteksi Lingkungan Amerika Serikat (US EPA) hanya
dengan pengurangan ozon sebesar 5% saja akan menyebabkan dampak antara
lain sebagai berikut:
1. Meningkatnya kasus kanker kulit melanoma, yang sering berakibat fatal
2. Menaikkan kasus katarak dan kerusakan mata, kulit terbakar matahari, dan kanker mata pada sapi
3. Menurunkan daya kekebalan tubuh (imunitas) manusia hingga mudah sakit.
4. Menurunkan laju pertumbuhan daun dan batang pada jenis-jenis kapas, melon, dan kol
5. Menurunkan kapasitas produksi pada beras, jagung, dan kedelai.
6. Menurunkan kemampuan fotosintesis, kemampuan reproduksi, dan pertumbuhan ekosistem akuatik laut dan peraairan tawar.
7. Merusak bahan-bahan plastic dan polimer
Dari beberapa dampak di atas dapat disimpulkan juga bahwa deplesi
lapisan ozon ini selain membawa dampak pada kesehatan akhirnya akan
berdampak besar pada sosial-ekonomi masyarakat.
Penyelesaian Masalah
Karena penyebab utama deplesi lapisan ozon adalah CFC, Halon,
metalbromida, serta bahan perusak ozon lainnya, maka usaha yang pertama
adalah segera mengurangi dan menghentikan pemakaian dan memproduksi
bahan-bahan itu, antara lain dengan cara-cara berikut:
1. Penghentian penggunaan CFC sebagai bahan penyemprot/aerosol.
2. Penghentian penggunaan metilbromida dalam penyemprotan hama.
3. Penghentian produksi busa plastik yang menggunakan CFC.
4. Penggantian bahan pendingin CFC/Freon pada AC/kulkas dengan bahan lainnya
5. Penggantian halon pada pemadam kebakaran.
Kepedulian industri, pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan
masyarakat umum sangat diharapkan untuk mengambil tindakan dalam
menghadapi kecenderungan meningkatnya bahaya tersebut, dengan cara
mengurangi dan menghapuskan penggunaan Bahan Perusak ozon tersebut
sehingga apabila upaya-upaya tersebut sepenuhnya dilaksanakan,
dperkirakan lubang ozon dapat menutup sempurna pada tahun 2050.
Dukungan internasional untuk melindungi lapisan ozon dimulai sejak
Konvensi Wiena pada bulan Maret 1989, dimana disepakati oleh 20 negara
untuk mengurangi penggunaan CFC dan melakukan studi lanjut tentang effek
CFC pada lapisan ozon. Kemudian pada September 1987 lahir kesepakatan
international ke dua yang lebih dikenal dengan nama Protokol Montreal,
disini 27 negara peserta sepakat untuk membatasi produksi CFC dan halon.
Hingga tahun 2000 Protokol Montreal ini telah diratifikasi oleh 160
negara dan telah dimodifikasi dengan amandemen London (1990), amandemen
Copenhagen (1992), dan amandement Montreal (1997). Tujuan utama dari
amandemen-amandemen ini ialah untuk mempercepat phasing out CFC dan
halon.
Pemerintah Indonesia sehubungan dengan ini telah mengeluarkan
Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan no. 110/MPP/Kep/1/98 and
no 111/MPP/Kep/1/98 dan diamandemen dengan keputusan no.
410/MPP/Kep/9/98 dan no. 411/MPP/Kep/9/98 yang isinya antara lain
larangan importasi CFC dan barang-barang yang berisi CFC, serta
pembuatan barang yang menggunakan CFC sejak awal 1998. Disamping itu
juga digiatkan sosialisasi tentang penghentian penggunaan CFC dan
penggunaan bahan penggantinya, baik melalui seminar-seminar atau
penjelasan langsung oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Bapedal.
B. CONTOH KASUS
B. CONTOH KASUS
Dilema Lubang Ozon dan Kerusakan Ozon di Inggris Akibat Kondisi Cuaca Arktik
Ketika Es Antartika Terancam Oleh Pulihnya Lubang Ozon
Kalau lubang ozon sudah terpulihkan, apakah kemudian pemanasan global
bisa teratasi? Ternyata studi terkini menunjukkan pulihnya lubang ozon
di atas Antartika malah menyebabkan lebih banyak es mencair pada dekade
mendatang. Ketika lubang ozon pulih, pola angin yang melindungi interior
wilayah kutub dari udara yang hangat menjadi terbuka, mengakibatkan
Antartika menghangat, demikian juga kondisi yang lebih hangat dan kering
di Australia.
Kendati suhu global meningkat, interior Antartika mempunyai situasi
yang unik karena cenderung mendingin pada musim panas dan gugur selama
beberapa dasawarasa belakangan. Ilmuwan mengaitkan pendinginan tersebut
dengan adanya lubang pada lapisan ozon yang mempengaruhi pola sirkulasi
atmsofer dan memperkuat angin yang mengarah ke barat dan berputar-putar
di dalam benua Antartika. Angin tersebut mengisolasi interior Antartika
dari pola pemanasan, sebagaimana yang teramati pada semenanjuang
Antartika serta bagian lain dunia.
Upaya untuk mencegah terjadinya lubang pada ozon telah dilakukan
semenjak lama. Protokol Montreal tahun 1987 telah berhasil mengupayakan
pelarangan bahan-bahan perusak ozon, sehingga kerusakan yang lebih parah
bisa terhindarkan. Tetapi permasalahan tidak sesederhana itu. Studi
telah dilakukan pada dinamika antara ozon strastosfer dan kondisi
atmosfer dari tahun 1950 sampai akhir abad ke dua puluh; hasilnya
menunjukkan bahwa ketika tingkat ozon terpulihkan, lapisan bawah
stratosfer di atas Antartika – 10-20 km di atas permukaan BUmi – akan
menyerap radiasi ungu-ultra, dan menaikkan temperatur sampai 9 derajat
C, mengurangi gradien temperatur utara-selatan yang kuat. Kalau sudah
begitu, temperatur menjadi lebih ’suam-suam kuku’ di Antartika,
bersamaan dengan itu, angin yang mengarah ke barat menjadi lebih lemah
dan menghasilkan temperatur yang lebih hangat dan kering di Australia
dan meningkatnya presipitasi di Amerika Selatan.
Model iklim, sebagaimana yang dipergunakan oleh IPCC
(Intergovernmental Panel on Climate Change’s) tidak memperhitungkan
detil mengenai kimiawi ozon. Banyak model tidak menyertakan situasi pada
30 km di atas permukaan Bumi, sementara untuk menjelaskan stratosfer
itu paling tidak membutuhkan ketinggian sampai 60 km. Tentu saja ini
menjadi tantangan bagi ilmuwan yang bekerja pada analisis iklim untuk
memperhitungkan perubahan ozon dari pengurangan sampai penyembuhannya
selama abad dua puluh dan dua puluh satu.
Jika didapatkan umpan-balik bahwa ternyata pencairan es berdasarkan
model yang ada masih kurang tepat, maka tingkat aman karbon-dioksida
yang ditetapkan selama ini juga salah. Produktivitas biologi di lautan
ditentukan oleh pola sirkulasi lautan dan atmosfer, sehingga studi
mendatang harus bisa menggandeng sekaligus dinamika lautan pada kimiawi
ozon dan iklim.
Kerusakan Ozon di Inggris Akibat Kondisi Cuaca Arktik
Kerusakan Ozon di Inggris Akibat Kondisi Cuaca Arktik
Para ilmuwan mengatakan lapisan ozon di atas atmosfer daerah Inggris
berada di tingkat rendah. Pengamatan ozon yang berpusat di Jerman
memperlihatkan lapisan ozon, berfungsi melindungi bumi dari radiasi
matahari yang berbahaya, ketebalannya makin menipis, yakni dari 4 mm –
5mm turun menjadi 2,5 mm.
Menurunnya ketebalan lapisan ozon di Inggris, menurut kepala program
pengamatan ozon Eropa di Postdam, disebabkan adanya kombinasi dari salju
Arktik dan udara bertekanan tinggi di sekitar Atlantik Utara. Keadaan
tersebut dapat bertambah buruk, tergantung dari apa yang terjadi pada
bulan selanjutnya dan juga bahwasanya penipisan ozon yang terjadi di
Inggris baru-baru ini memang hal yang signifikan.
Tingkatan ozon menipis di sekeliling Arktik dan Antarktika akibat
pantulan sinar matahari mendorong bahan-bahan kimia perusak ke atmosfer.
Temperatur rendah mempercepat kerusakan ini, dan yang paling menjadi
perhatian saat ini adalah Antartika, dimana sebuah lubang di lapisan
ozon telah terbuka sejak tahun 80-an.
Melihat kondisi suhu dingin yang tidak biasa di Arktik saat musim
dingin (yang dihubungkan dengan pemanasan global) para ilmuwan Eropa
memberi peringatan mengenai kerusakan ozon di utara pada bulan Januari.
Komisi Eropa mengatakan bahwa sehubungan dengan terjadinya
pendinginan di lapisan stratosfer Arktik, peningkatan kerusakan ozon
dapat terjadi dalam beberapa dekade. Sebuah lubang di lapisan ozon dapat
mengakibatkan meningkatnya intensitas radiasi UV yang mempengaruhi
daerah kutub dan skandinavia, dan mungkin turun ke Eropa Tengah. Hal ini
dapat mempengaruh kesehatan manusia dan juga keanekaragaman hayati
lainnya.
Kerusakan lapisan ozon yang diakibatkan oleh penggunaan zat-zat kimia
yang mengandung CFCs (chloroflurocarbons) seperti yang terdapat di
dalam pendingin ruangan dan aerosols sprays ini diakibatkan oleh
banyaknya Chlorine yang dihasilkan dari suatu fenomena yang dikenal
dengan polar vortex.
Polar vortex merupakan kejadian dimana CFCs digerakkan oleh sirkulasi
angin global menuju utara dan selatan bumi, sehingga ‘kumpulan CFCs’
tersebut ‘terjebak’ di kutub. Awan yang terbentuk dalam musim dingin ini
adalah yang terbesar terlihat di Arktik dalam 20 tahun terakhir. Polar
vortex merupakan tempat kejadian dan situasi menjadi lebih buruk.
Kerusakan ozon yang terjadi bisa lebih banyak lagi jika vortex tetap
stabil.
Kutub Arktik berputar, tidak seperti Antarktika yang tetap posisinya
tiap tahun. Hal ini mencegah penipisan ozon yang terpusat pada suatu
tempat, seperti yang terjadi di hemisphere selatan setiap musim semi,
namun hal ini membuat pancaran UV ke permukaan bumi tidak dapat
diprediksi.
Kebanyakan pengrusakan ozon terjadi karena pembentukan formasi ozon
baru di daerah tropis, yang ‘diangkut’ ke Arktik. Kerusakan zat kimia
ozon semestinya diimbangi dengan perpindahan ozon.
Kerusakan lapisan ozon karena adanya pergerakan alami polar vortex
Arktik yang menyebar sampai sekitar Skandinavia dan daerah Inggris
bagian utara lainnya. Musim dingin 2004-2005 di Arktik merupakan musim
dingin yang paling buruk yang pernah tercatat, dengan temperatur
mencapai -78ÂșC pada lapisan stratosfer. Sampai sejauh ini, hal tersebut
merupakan bukti yang paling dipercaya bahwa perubahan iklim global dapat
mempengaruhi kenaikan suhu yang ekstrim daripada hanya sekedar
pemanasan secara umum di lapisan atmosfer yang lebih rendah.
C. LESSON LEARNED
Dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, yang mana
saat ini semakin mempermudah bagi kita untuk terus memantau
perubahan-perubahan lingkungan global, sehingga sudah seharusnya
kerusakan-kerusakan lingkungan yang dapat kita pantau terus berupaya
kita atasi. Permasalahan seperti deplesi ozon bukan sekedar masalah
global yang penanganannya diatasi oleh pihak pemerintahan ataupun
sejenisnya, karena sebagai upaya preventif, kita sebagai penduduk dunia
juga wajib untuk memikirkannya dan terlebih mengatasinya.